Langsung ke konten utama

Pengertian Elastisitas Permintaan dan Penawaran, Jenis-Jenis Elastisitas Harga Penawaran, Perhitungan Elastisitas Harga Permintaan, Jenis-Jenis Elastisitas Harga Permintaan

Elastisitas Permintaan dan Penawaran


a. Pengertian Elastisitas


Untuk mengukur seberapa besar reaksi konsumen terhadap perubahan harga dan faktor-faktor lainnya, para ahli ekonomi menggunakan konsep elastisitas. Elastisitas adalah rasio yang mengukur perubahan jumlah yang diminta atau ditawarkan sebagai akibat perubahan faktor yang memengaruhinya.

b. Perhitungan Elastisitas Harga Penawaran


Elastisitas harga penawaran adalah angka yang menunjukkan berapa persen jumlah barang yang ditawarkan berubah, jika harga barang berubah satu persen. Elastisitas harga penawaran juga dapat dihubungkan dengan faktor-faktor atau variabel lain yang dianggap memengaruhinya, seperti tingkat bunga, tingkat upah, harga bahan baku, dan harga bahan antara. Elastisitas harga penawaran dapat dihitung dengan runius sebagai berikut.

Rumus Elastisitas Permintaan
Dapat dilihat secara langsung bahwa definisi dan rumus elastisitas penawaran tetap sama dengan definisi dan runius elastisitas permintaan. Satu-satinya perbedaan adalah bahwa jumlah yang ditawarkan bereaksi terhadap harga secara positif (berbanding lurus dengan harga). Hal ini mefiimjukkan bahwa dalam elastisitas penawaran kenaikan harga akan menciptakan peningkatan jiunlah yang ditawarkan, sebaliknya penurunan harga akan menyebabkan penurunan jumlah yang ditawarkan.

Jenis-Jenis Elastisitas Harga Penawaran

Berikut jenis-jenis elastisitas harga pada penawaran, yaitu elastis, inelastis, elastis uniter, elastis sempurna, dan inelastis sempurna.

1) Elastis

Jika persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih besar dari pada persentase perubahan harga, atau jika nilai koefisien >1.

Jika persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan lebih kecil dari pada persentase perubahan harganya (nilai koefisien < 1).

Jika persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan sama dengan persentase perubahan harganya (nilai koefisien = 1).

Jika harga tidalc berubah sedangkan jumlah yang ditawarkan berubah.

Jika perubahan harga tidak mampu mengubah jumlah yang ditawarkan.
Berikut kelima jenis elastisitas harga pada penawaran tersebut ditampillcan pada grafik berikut :

Perhitungan Elastisitas Harga Permintaan

Elastisitas permintaan adalah rasio yang mengukur derajat kepekaan jumlah barang yang diminta sebagai akibat perubahan harga. Konsep elastisitas memiliki peranan penting dalam menganalisis inasalali-masalah bisnis. Banyak keputusan bisnis yang diambil dengan keputusan elastisitas, seperti elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran.
Elastisitas harga dari permintaan merupakan jumlah barang yang diminta yang diakibatkan oleh harga barang tersebut. Elastisitas harga permintaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Jika angka elastisitas harga permintaan bernilai negatif, misalnya E = -2 memiliki arti jika harga barang naik 1%, permintaan terhadap barang tersebut turun 2%, (ceteris paribus). Begitu juga sebaliknya. Semakin besar nilai negatifnya, semakin elastis permintaannya, sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga. Angka E dapat disebut dalam nilai absolut. E= -2. Artinya, sama dengan E=2

Jenis-Jenis Elastisitas Harga Permintaan

Berikut jenis-jenis elastisitas harga pada permintaan, yaitu elastis, inelastis, elastis uniter, elastis sempurna.

a. Elastis

Jika persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar daripada persentase perubahan harga, atau jika nilai koefisien > 1 (E>1), biasanya terdapat pada barang-barang yang memiliki tingkat substitusi banyak. Misalnya, pada barang elektronik, seperti televisi dan telepon seluler.

b. Inelastis

Jika persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih kecil daripada persentase perubahan harganya (nilai koefisien <1) (E<1), biasanya terdapat pada barang yang tidak memiliki banyak substitusi, misalnya garam.

c. Elastis Uniter

Jika persentase perubahan jumlah barang yang diminta saina dengan persentase perubahan harganya (nilai koefisien = 1), (E=l) terdapat pada sebagian barang elektronik, misalnya VCD player dan DVD player.

d. Elastis Sempurna

Artinya, harga tidak berubah, tetapi jumlah yang diminta berubah (E= ~). Contohnya harga garam dan harga bensin.

e. Inelastis Sempurna

Artinya, berapapun perubahan harga yang terjadi tidak akan berpengaruh terhadap jumlah barang dan jasa yang diminta (E=0). Contohnya harga beras.
Berikut kelima jenis elastisitas harga pada permintaan tersebut ditampilkan pada kurva berikut ini.

Grafik Kurva Elastisitas Harga Permintaan
Secara grafik, tingkat elastisitas harga permintaan terlihat dari slope (kemiringan) kurva permintaan. Jika kurva permintaan tegak lurus, permintaan inelastis sempurna {perfect inelastic). Perubahan harga, tidak memengaruhi jumlah barang yang diminta. Jika kurva sejajar sumbu datar, permintaan elastis sempurna {perfect elastic). Perubahan harga sedikit saja, menyebabkan perubahan jumlah barang yang diminta tak terhingga besarnya. Permintaan dilcatakan elastis uniter {unitary elastic), jika slope kurvanya negatif satu. Dengan demikian dapat disimpulkan semakin datar kurva permintaan, akan semakin elastis permintaaan suatu barang.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Elastisitas Penawaran dan Permintaan

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya elastisitas penawaran, yaitu sebagai berikut.

Kurva penawaran produk pertanian umumnya inelastis. Oleh karena produsen tidak mampu memberikan respons positif yang cepat terhadap perubahan harga. Contohnya ketika harga beras naik 15%, petani tidak dapat langsung panen tetapi haras menanam dahulu padi dan barn dapat dipanen 5 sampai 6 bulan yang akan datang. Sementara kurva penawaran produk industri umumnya elastis karena mampu merespons dengan cepat terhadap perubahan harga. Contohnya, ketika harga tekstil naik, pengusaha tekstil akan memperpanjang jam kerja/lembur pegawainya untuk menambah produksi.

Penawaran akan bersifat inelastis jika kenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya tinggi. Sebaliknya penawaran yang dapat ditambah dengan pengeluaran biaya tambahan yang tidak terlalu besar, penawaran akan bersifat elastis.

Harnpir semua barang memiliki elastisitas penawaran yang lebih besar dalam jangka panjang, dibanding dengan dalam jangka pendek, Hai ini disebabkan perusahaan dalam jangka panjang dapat mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam jangka pendek. Contohnya, perusahaan tekstil dalam jangka waktu kurang satu tahun tidak dapat membangun pabrik baru, tetapi dalam jangka waktu dua atau tiga tahun yang akan datang perusahaan tersebut mungkin dapat membangunnya. Dengan demikian, kurva penawaran tekstil dalam jangka panjang lebih elastis dibanding dalam jangka pendek.

Elastisitas permintaan merupakan sebuah ukuran seberapa besar derajat kepekaan permintaan terhadap perubahan harga. Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya elastisitas permintaan:

Ketersediaan barang subtitusi akan memengaruhi elastisitas permintaan. Semakin sulit mencari substitusi suatu barang, permintaan akan semakin inelastis. Contohnya, beras bagi masyarakat Indonesia sulit dicari substitusinya. Karena itu, permintaan beras bersifat inelastis.

Jika proporsi kenaikan harga besar, permintaan akan cenderung lebih elastis. Contohnya, garam dan lemari es. Ketika harga garam naik 50%, dan diuangkan misalnya hanya meneapai Rp1000,00. Angka tersebut merupakan bagian yang sangat kecil jika dibandingkan dengan pendapatan sebagian besar keluarga sehingga tidak memengaruhi konsumsi terhadap garam. Lain halnya ketika harga lemari es naik 10% dan jika diuangkan misalnya meneapai Rp300.000,00. Hal ini tentunya dapat menyebabkan beberapa kejuarga menunda pembelian lemari es sampai bulan depan.

Semakin banyak jumlah pemakai suatu barang, permintaan akan barang tersebut akan semakin inelastis. Contohnya, hampir semua masyarakat di Indonesia mengonsumsi beras sebagai makanan pokok sehingga permintaan terhadap beras bersifat inelastis. Dengan demikian, semakiil pokok suatu barang, akan semakin inelastis permintaannya. Namun yang haras diingat, pokok tidaknya suatu barang itu relatif. Artinya, bisa saja suatu barang bagi sebagian masyarakat menjadi barang pokok dan bagi sebagian yang lainnya termasuk barang mewah. Hal ini jelas menunjukkan bahwa elastisitas harga dipengaruhi oleh pokok tidaknya suatu barang.

Jangka waktu permintaan atas suatu barang juga akan berpengaruh terhadap elastisitas harga. Namun hal ini bergantung kepada apakah barangnya durabel (tahan lama) atau nondurabel (tidak tahan lama).

Untuk barang-barang yang habis pakai dalam waktu kurang dari satu tahun (non-durable goods), elastisitas harga akan lebih besar dalam jangka panjang dibanding dalam jangka pendek. Hal ini disebabkan oleh dua faktor. Pertama, konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan meraka. Misalnya harga tempe naik, Konsumen yang terbiasa makan dengan tempe akan sulit mengubah kebiasaan tersebut dalam jangka pendek. Akibatnya, permintaan tempe dalam jangka pendek akan mengalami penuranan yang lebih kecil dibanding dalam jangka panjang. Kedua, kadang-kadang permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengan barang lain yang perubahannya akan terlihat dalam jangka panjang. Contohnya harga BBM naik. Biasanya konsumen akan mengurangi jumlah (jam) pemakaian kendaraannya sehingga dalam jangka pendek elastisitas permintaannya akan besar. Hal ini, tentunya disebabkan konsumen tidak dapat mengubah stok kendaraannya atau segera mengubah kendaraannya dengan kendaraan hemat BBM. Namun dalam jangka panjang, dua atau tiga tahun kemudian dengan kendaraan yang hemat BBM, penuranan penggunaan BBM akan lebih besar sehingga elastisitas permintaan jangka panjang akan lebih besar dibanding dengan jangka pendek.

Postingan populer dari blog ini

Hukum Permintaan dan Penawaran serta Asumsi-Asumsinya, Kurva Permintaan dan Kurva Penawaran

Hukum Permintaan dan Penawaran serta Asumsi-Asumsinya Permintaan dengan harga memiliki hubungan yang sangat erat karena kekuatan permintaan akan menentukan hai'ga, sebaliknya tingkat harga akan memengaruhi tingkat permintaan. Naik turunnya harga akan berpengaruli terhadap naik turunnya permintaan. Hukum permintaan menyatakan “Makin rendah harga suatu barang, maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, semakin tinggi harga suatu barang, maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.” Jumlah barang yang ditawarkan dengan tingkat harga tertentu memilild hubungan yang sangat erat karena jumlah barang yang ditawarkan dengan hargamemililti hubungan yang sejajar (positif). Hukum penawaran menyatakan “Semakin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut yang akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya semakin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan.” Kurva Permintaan da

Lembaga Yang Membuat Perencanaan, Pencetakan, Pengeluaran, Pengedaran, Pencabutan dan Penarikan, serta Pemusnahan Uang

Wewenang Bank Indonesia Dalam Pengelolaan Alat Pembayaran Sehubungan dengan kewenangan menetapkan alat pembayaran tunai, Bank Indonesia diberikan kewenangan untuk mengedarkan uang rupiah kepada masyarakat. Agar Bank Indonesia dapat menyediakan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah yang cukup, tepat waktu dan dalam kondisi yang layak edar, maka perlu dilakukan kegiatan pengelolaan uang rupiah dengan baik, bertanggungjawab dan transparan. Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang pada Bab IV pasal 11 dijelaskan bahwa pengelolaan rupiah meliputi enain tahapan yaitu. a. perencanaan; b. pencetakan; c. pengeluaran; d. pengedaran; e. pencabutan dan penarikan; f. pemusnahan. Tahapan kegiatan pengelolaan uang rupiah adalah sebagai berikut. a. Perencanaan Dalam setiap penerbitan uang rupiah, selalu diupayakan agar kepercayaan masyarakat terhadap uang rupiah tetap terjaga sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Selain itu, diupayakan pula beredar dalam waktu yang

Unsur Pengaman Uang Rupiah Sebagai Alat Pembayaran Yang Sah

Unsur Pengaman Uang Rupiah Apakah uang rupiah perlu kenali keasliannya? Tentu saja perlu, karena uang rupiah merupakan alat pembayaran yang sah dan merupakan simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sesuai dengan amanah UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, NKRI sebagai suatu negara yang merdeka dan berdaulat, memiliki simbol kedaulatan negara yang harus dihormati dan dibanggakan oleh seluruh warganya. Salah satu simbol kedaulatan negara tersebut adalah mata uang. Mata uang yang dikeluarkan oleh NKRI adalah Rupiah atau disingkat Rp. Selain simbol Rp dikenal juga sebutan IDR atau Indonesian Rupiah, simbol tersebut biasanya digunakan dalam perdagangan Valuta Asing (Valas), baik dilalcsanakan di dalam maupun di luar negeri. Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang diberikan kewenangan untuk mengedarkan uang rupiah kepada masyarakat. Agar uang rupiah aman dari pemalsuan, maka Bank Indonesia menetapkan unsur-unsur pengaman pada setiap pecahan uang rup
Copyright © Zulfaaz. All rights reserved.